Salah satu contoh yang dipaparkan penulis Malcolm Gladwell
pada video di atas kira-kita seperti ini: jika orang ditanya saus spageti
seperti apa yang dia paling sukai, orang hanya menyebutkan jenis saus yang dia
ketahui. Anggaplah dari saus tipe A, B, dan C, dia menyebutkan tipe A. Tapi
setelah orang tersebut diberikan beberapa jenis saus spageti untuk dicoba,
termasuk jenis2 yang tidak dia ketahui sebelumnya (misalkan selain tipe A, B,
dan C, juga diberikan tipe D, E, dan F) barulah ditemukan bahwa ternyata orang
itu sangat menyukai saus tipe F.
Demikian juga pada proyek pengembangan sistem, pernahkah kita menemukan pernyataan-pernyataan kebutuhan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, yang ternyata sama persis dengan apa yang sebenarnya diinginkan? Sesuai perjalanan waktu, setelah sistem tersebut sedikit demi sedikit dibangun, seringkali terjadi atau mungkin dapat dipastikan muncul hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkan. Kita bisa menanyakan sebanyak mungkin pertanyaan kepada pengguna, dan membuat dokumen analisis kebutuhan yang sangat terperinci dan lengkap, untuk kemudian menemukan bahwa apa yang kita tulis dalam dokumen tersebut ternyata tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna yang sebenarnya.
Demikian juga pada proyek pengembangan sistem, pernahkah kita menemukan pernyataan-pernyataan kebutuhan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, yang ternyata sama persis dengan apa yang sebenarnya diinginkan? Sesuai perjalanan waktu, setelah sistem tersebut sedikit demi sedikit dibangun, seringkali terjadi atau mungkin dapat dipastikan muncul hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkan. Kita bisa menanyakan sebanyak mungkin pertanyaan kepada pengguna, dan membuat dokumen analisis kebutuhan yang sangat terperinci dan lengkap, untuk kemudian menemukan bahwa apa yang kita tulis dalam dokumen tersebut ternyata tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna yang sebenarnya.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan agar apa yang kita bangun
bisa semendekati mungkin dengan apa yang dibutuhkan? Rahasianya sebenarnya
terletak pada hal sederhana yang mungkin seringkali kita anggap remeh, yakni
komunikasi. Bangun relasi yang erat dengan pengguna. Jangan sebut pengguna
dengan kata “mereka”, tetapi jadikan pengguna sebagai bagian dari tim. Bagian
dari “kita”.
Kemudian yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana cara kita berkomunikasi. Kata-kata tidaklah cukup. Pernyataan lisan
bahkan tulisan seringkali tidak mampu mengekspresikan secara lengkap apa yang
ada di benak pengguna, sehingga memungkinkan terjadinya salah persepsi. Sebuah
gambar bermakna ribuan kata. Gambarlah diagram atau model, yang berfungsi
sebagai cetak biru dari sistem yang akan kita bangun. Setelah itu, buatlah prototype.
Jika kita hendak membangun gedung, setelah kita membuat rancangan arsitektur
dalam bentuk cetak biru, apa yang kita lakukan sebelum membangun gedung yang sebenarnya?
Kita membuat maket gedung tersebut. Demikian juga jika kita ingin membangun
mobil, kapal laut atau pesawat terbang, kita tentu membuat model/prototype-nya
terlebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar