Pada video di atas, seorang ekonom bernama Tim Harford
mengatakan bahwa kita manusia seringkali berpikir diri kita adalah Tuhan, dalam
arti menganggap bahwa kita tidak bisa salah. Dalam film Malice, seorang dokter
yang diperankan oleh Alec Baldwin digambarkan sedemikian angkuhnya sehingga
dokter tersebut mengatakan bahwa, jika dia sedang melakukan operasi untuk
menyelamatkan nyawa seorang pasien yang sedang sekarat, maka ketika keluarga si
pasien menunggu sambil berharap dan berdoa, sebenarnya yang sedang diharapkan
bukanlah Tuhan, tapi dirinya sebagai dokter yang memiliki kemampuan untuk
menyelamatkan orang yang sedang sekarat tersebut.
Dalam pembangunan sistem, mungkin tanpa disadari kita
seringkali juga berperilaku angkuh seperti itu. Kita berpikir analisa kebutuhan
kita sudah yang paling benar dan tidak mungkin meleset. Kita menganggap solusi
yang kita rancang sudah yang paling sempurna dan tidak mungkin keliru. Apa yang
tertulis dalam dokumen analisis kebutuhan dan dokumen rancangan kita anggap
sebagai hukum Tuhan yang tidak boleh diganggu gugat. Kesalahan kita anggap
sebagai kelemahan. Perubahan kita anggap sebagai dosa.
Jika konstitusi negara saja bisa di-amandemen, bagaimana kita
bisa dengan angkuh mengatakan hasil analisis dan perancangan sistem sebagai dokumen
keramat yang tidak boleh dikoreksi dan diperbaharui? Jika proyek Apollo yang
dikerjakan oleh ribuan ilmuwan dan teknisi jenius saja harus melalui berbagai
tahapan “trial and error” untuk kemudian mencapai tujuannya mendaratkan manusia
di bulan pada Apollo 11 (bukan Apollo 1),
bagaimana kita bisa dengan yakin menganggap satu siklus pembangunan
sistem sudah cukup untuk membuat sistem yang sempurna?
Daripada
memiliki pola pikir “sekali tembak” yang menolak kesalahan dan menghindari
perubahan, kita sebaiknya memulai pendekatan evolusioner yang justru bercirikan
kesalahan-kesalahan yang terus dikoreksi dan perubahan gradual untuk menjadi lebih
baik. Ada 2 karakteristik dalam pendekatan ini, yakni iteratif dan inkremental.
Iteratif berarti pembangunan sistem harus dilakukan dalam sejumlah siklus yang
berulang. Dalam sebuah proyek 6 bulan, daripada 1 bulan dihabiskan untuk
analisis dan desain, 4 bulan untuk membangun, dan 1 bulan untuk pengujian dan
implementasi, akan lebih baik bila dibagi dalam 3 “mini-proyek” yang
masing-masing terdiri dari 2 minggu analisis dan desain, 4 minggu membangun,
dan 2 minggu untuk pengujian dan implementasi. Setiap iterasi menghasilkan
produk siap pakai yang sudah dapat dicoba oleh pengguna. Inkremental, berarti setiap
iterasi harus memberikan hasil akhir yang lebih baik. Kita tidak melakukan hal yang sama dan
berputar-putar sebanyak 3 kali. Pada setiap iterasi harus ada persepsi yang
diluruskan, kesalahan yang dikoreksi, proses yang diperbaiki, dan produk yang
disempurnakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar